Selasa, 15 Februari 2011

Tugas Kelompok I

Anggota Kelompok :   - Ichsan Syah (10-011)
                                 - Rizki Anggara (10-021)
                                 - Fauzi Rozi (10-039)
                                 - Tengku Rizky Ramadhan (10-089)

Pandangan dan penilaian dari kelompok kami sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan 3 SKS tahun ajaran 2010/2011 harus memiliki e-mail dan blog ditinjau dari uraian psikologi pendidikan dan fenomena pendidikan di Indonesia, khususnya di Medan :

Sebelum membahas inti permasalahan ini lebih lanjut, ada baiknya jika kita terlebih dahulu membahas bagaimanakah fenomena pendidikan di tanah air kita ini. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa pendidikan di negeri ini sudah tidak lagi mudah untuk diperoleh seluruh anak bangsa, khususnya bagi anak-anak bangsa yang kurang mampu dalam segi ekonomi orang tuanya. Pada saat-saat sekarang ini, anak-anak yang kurang mampu sudah tidak bisa lagi mendapatkan pendidikan yang layak karena biaya pendidikan yang terlalu tinggi, yang mana pendidikan itu seharusnya dapat mereka dapatkan seperti anak-anak yang lain, karena sebenarnya tidak ada perbedaan antara anak-anak yang mampu maupun yang tidak mampu, karena hak mereka adalah sama yaitu memperoleh ilmu pendidikan yang bermutu oleh negara sesuai dengan kewajiban dan tujuan negara Indonesia, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Bila memang salah satu tujuan bangsa kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka hendaknya pemerintah berusaha keras untuk mewujudkan tujuan bangsa ini, yaitu dengan menyediakan sarana dan prasana yang layak dan berkualitas untuk seluruh warga Indonesia. Tetapi pada kenyataannya saat ini, pendidikan di negara kita begitu mahal dan terkesan seperti "terbatas" untuk diperoleh. Itulah bagaimana fenomena pendidikan di negara kita saat ini.

Akan tetapi, fenomena ini hendaknya tidaklah menjadi penghalang antara kita dengan dunia pendidikan yang mana merupakan menjadi hak penuh kita sebagai anak bangsa, serta bukanlah menjadi alasan untuk membuat kita tertinggal dengan ilmu pendidikan di negara-negara maju lainnya. Psikologi Pendidikanlah yang berperan penting dalam membantu mengatasi malasah fenomena-fenomena seperti yang tengah terjadi pada sistem pendidikan di negara kita ini. Karena, Psikologi pendidikan itu tidak lain tidak bukan adalah adalah bidang yang membantu pengajar atau proses pembelajaran serta memberi kontribusi untuk menghantarkan anak-anak meraih masa depan yang lebih baik.

Salah satu contoh cara psikologi pendidikan dalam membantu pendidikan dan proses pembelajaran adalah dengan cara membuat suatu sistem belajar dimana pembelajaran itu tidak hanya berlangsung saat hanya bertatapan muka antara pengajar dan mahasiswa, tetapi bisa melanjutkan proses pembelajaran itu kapan saja dan dimana saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu, yaitu dengan memanfaatkan jasa layanan Internet, tepatnya melalui e-mail dan blog. Ini adalah salah satu dari contoh nyata cara psikologi pendidikan dalam membantu proses pembelajaran dengan cepat, dan sudah pasti akan menghantarkan mahasiswa untuk meraih ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih efektif akan zaman informasi dan globalisasi yang serba cepat seperti pada zaman sekarang ini. Sistem ini tidak hanya berlaku untuk mahasiswa kaya yang memiliki peralatan teknologi yang canggih dan portable seperti laptop dan PC tablet, tetapi mahasiswa yang kurang mampu juga dapat menggunakan layanan ini hanya dengan ke warnet, yang berkisar sekitar Rp. 2500- Rp.3000 / jam. Jadi, psikologi pendidikan benar-benar terlihat dapat mengatasi masalah ekonomi bagi para pelajar dalam memperoleh informasi dan pendidikan.

Kewajiban kami dalam memiliki e-mail dan blog dalam mata kuliah psikologi pendidikan, sama halnya dengan kewajiban kami dalam menuntut ilmu-ilmu yang lain. Bila tidak mampu mengikuti perubahan zaman, terutama dalam desain kurikulum pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi, maka kami akan tertinggal sangat jauh dan tidak akan mampu untuk mengikuti perkembangan zaman, baik dalam bidang apapun, khususnya dunia pendidikan. Kami sangat mengagumi dan berterima kasih atas upaya psikologi pendidikan dalam menyediakan sistem pembelajaran melalui e-mail dan blog, yang mana tujuannya adalah untuk membantu proses pembelajaran dan menghantarkan kami mencapai masa depan yang cerah.

Referensi :
Benjamin B. Lahey. Psychology an introduction, Ninth Edition
John W. Santrock. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua.
DR. Munir, M.IT. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
http://organisasi.org/undang_undang_dasar_1945_pembukaan_batang_tubuh_dan_aturan 
http://kolom.ikbalbandung.com/2009/10/fenomena-pendidikan-indonesia.html

Senin, 07 Februari 2011

Bagaimanakah peran jejaring sosial dalam pendidikan?


Kita telah melihat sebuah fenomena dimana begitu banyak  orang yang terlibat dalam situs jejaring sosial. Penggunaan situs jejaring sosial telah menjadi lifestyle. Tak terbatas pada remaja maupun dewasa.
       Ada begitu banyak informasi yang bisa di akses melalui situs ini. Pertanyaan besarnya, seberapa besarkah peran situs jejaring sosial dalam dunia pendidikan?
       Kita bahas sisi negatifnya. Seorang peneliti dari Ohio State University yang bernama Aryn Karpinski, mengatakan bahwa mahasiswa yang menggunakan situs jejaring sosial memiliki prestasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki situs jejaring sosial. Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara situs jejaring sosial dan prestasi belajar.  Tetapi  pengguna situs jejaring sosial sering lupa waktu sehingga lupa pada aktivitas lain yang jauh lebih penting. Penggunaan situs jejaring sosial juga bisa membuat penggunanya menjadi penyendiri dan susah bergaul dikarenakan asyik sendiri dengan dunia mayanya. Sehingga kurang bergaul dengan sekitarnya. Apalagi dengan perkembangan teknologi, seseorang tidak perlu harus pergi ke warnet untuk mengakses situs jejaring sosial. Sekarang  kita dapat mengaksesnya melalui telepon genggam.
       Situs jejaring sosial juga punya sisi positif. Dengan menggunakan situs jejaring sosial, kita bisa mendapat begitu banyak informasi. Kita juga bisa mengikuti forum diskusi yang begitu banyak pilihannya. Seperti pembahasan tentang politik, ekonomi, agama, dsb. Kita juga bisa belajar untuk berkomunikasi dengan orang asing. Sehingga memperluas cakrawala pemikiran kita.
       Masalah ini lagi-lagi kembali ke penggunanya. Tak ada yang salah dengan situs jejaring sosial. Kitalah yang harus mampu mengendalikan diri agar dapat menggunakannya dengan positif. Ibaratnya pisau, bukankah kita yang memilih menggunakannya untuk membunuh seseorang atau memotong sesuatu di dapur?